Rabiah Al-Adawiyah: Mengapa Ia Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Neraka?
Cilacap - Rabiah Al-Adawiyah adalah salah satu wali perempuan yang paling dikenal dalam tradisi Islam. Ajaran tasawufnya, terutama tentang cinta (mahabbah) kepada Allah, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Namun, ada satu kisah yang membuatnya semakin terkenal, yaitu keinginannya untuk membakar surga dan memadamkan neraka.
Dalam satu momen yang penuh makna, Rabiah berjalan di Kota Baghdad sambil membawa air dan obor. Ketika ditanya oleh seseorang tentang tujuannya, ia menjawab dengan tegas, “Aku ingin membakar surga dengan obor ini dan memadamkan neraka dengan air ini. Agar manusia tidak lagi beribadah karena mengharapkan surga atau takut pada neraka.”
Kisah ini bukan hanya sekadar cerita aneh, tetapi mengandung pelajaran yang dalam. Rabiah ingin menunjukkan bahwa ibadah seharusnya dilakukan dengan niat yang tulus, bukan karena imbalan atau ancaman. Ia percaya bahwa cinta kepada Tuhan haruslah murni, tanpa ada motivasi duniawi yang mengotori hubungan tersebut.
Rabiah pernah mengungkapkan sebuah doa yang sangat terkenal: “Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka bakarlah aku di neraka. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga, maka campakkanlah aku dari surga. Tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku.”
Dengan kata-kata ini, Rabiah mengajak kita untuk merenungkan kembali motivasi kita dalam beribadah. Apakah kita beribadah karena cinta kepada Allah ataukah hanya karena ingin mendapatkan sesuatu? Ini adalah pertanyaan yang penting untuk kita jawab dalam perjalanan spiritual kita.
Membakar Surga dan Memadamkan Neraka: Sebuah Renungan
Kisah Rabiah Al-Adawiyah mengingatkan kita bahwa ibadah yang tulus adalah ibadah yang tidak terikat pada harapan dan ketakutan. Dalam banyak ajaran agama, kita sering kali diajarkan untuk beribadah demi mendapatkan pahala atau menghindari siksa. Namun, Rabiah mengajak kita untuk melampaui itu semua.
Dalam konteks ini, surga dan neraka bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita seharusnya beribadah karena cinta, bukan karena imbalan. Ini adalah inti dari ajaran Rabiah yang sangat relevan hingga saat ini.
Surga dan Neraka dalam Perspektif Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an, surga (al-Jannah) digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, neraka (al-Nar) adalah tempat yang mengerikan bagi mereka yang durhaka. Dalam banyak ayat, Allah menjelaskan tentang keindahan surga dan siksaan neraka, tetapi tujuan utama dari semua itu adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya iman dan amal saleh.
Rabiah Al-Adawiyah, dengan ajarannya, mengajak kita untuk melihat lebih dalam dari sekadar imbalan dan hukuman. Ia menekankan bahwa hubungan kita dengan Allah haruslah didasari oleh cinta dan pengabdian yang tulus. Ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.
Dengan memahami kisah Rabiah Al-Adawiyah, kita diingatkan untuk selalu memurnikan niat kita dalam beribadah. Mari kita berusaha untuk mencintai Allah tanpa syarat, dan menjadikan cinta itu sebagai motivasi utama dalam setiap langkah kita.