Apakah Makmum Perlu Menunggu Salam Kedua dalam Sholat Berjamaah? Simak Penjelasan Gus Baha
Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, memberikan penjelasan mendalam mengenai tata cara sholat berjamaah, khususnya tentang apakah makmum perlu menunggu salam kedua dari imam. Pertanyaan ini sering muncul di kalangan jamaah dan menjadi topik hangat dalam diskusi.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengupas perdebatan di kalangan ulama fikih mengenai pentingnya menunggu salam kedua. Meskipun setelah salam pertama, imam sebenarnya sudah keluar dari sholat, banyak yang masih ragu. Gus Baha menjelaskan, "Salam pertama adalah yang rukun, jadi setelah itu imam sudah keluar dari sholat." Ini menunjukkan bahwa secara teknis, setelah salam pertama, sholat imam telah selesai.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah makmum harus langsung berdiri setelah salam pertama atau menunggu salam kedua? Gus Baha mengangkat isu ini dengan pendekatan yang humoris namun tetap mendalam. Ia menekankan bahwa jika makmum memilih untuk menunggu salam kedua, hal ini bisa menimbulkan pertanyaan teologis. "Anda membolehkan makmum bergantung kepada orang yang sudah tidak sholat," ujarnya, mengingatkan bahwa setelah salam pertama, imam sudah selesai sholatnya.
Perdebatan ini muncul karena beberapa ulama fikih tetap menyunatkan makmum untuk menunggu salam kedua. Gus Baha mengakui bahwa bagi sebagian orang, hal ini mungkin terlihat kontradiktif, tetapi dalam praktiknya, banyak jamaah yang memilih untuk menunggu sebagai bentuk kehati-hatian.
Adab dan Etika dalam Sholat Berjamaah
Ceramah Gus Baha membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai adab dan etika dalam sholat berjamaah. Meskipun secara fikih imam sudah selesai dengan salam pertama, ada ulama yang berpendapat bahwa makmum tetap disunahkan untuk menunggu hingga imam benar-benar menyelesaikan salam kedua sebagai bagian dari adab berjamaah.
Gus Baha mengajak jamaah untuk tidak hanya terpaku pada aspek teknis, tetapi juga memahami esensi dari adab sholat berjamaah. Sholat bukan sekadar rutinitas, tetapi ibadah yang penuh makna spiritual dan sosial. Menunggu salam kedua bisa menjadi bentuk penghormatan kepada imam dan menjaga kesatuan jamaah.
Pentingnya Kekhusyukan dalam Sholat
Gus Baha juga mengingatkan jamaah untuk tidak terlalu mempersulit diri dengan perdebatan fikih yang rumit. "Kalau kamu didebat soal ini, pasti bingung jawabnya," ujarnya sambil tertawa. Dalam ibadah, yang terpenting adalah niat dan sikap tawadhu’ (rendah hati) saat menjalankan sholat.
Meskipun ada perbedaan pendapat, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga kekhusyukan dalam sholat. Bagi makmum yang merasa lebih nyaman menunggu hingga salam kedua, hal tersebut sah-sah saja, selama tidak mengganggu konsentrasi dan kekhidmatan dalam ibadah. Di sisi lain, bagi yang langsung berdiri setelah salam pertama, hal itu juga tidak salah karena salam pertama sudah dianggap menyelesaikan sholat.
Pesan Gus Baha untuk Jamaah
Gus Baha mengajak jamaah untuk lebih memahami konteks perbedaan pendapat dalam fikih. Islam memberikan ruang yang luas bagi umatnya untuk memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi dan keyakinan masing-masing, selama tidak keluar dari batasan syariat. "Sebagian ulama fikih memang tetap menyunatkan menunggu salam kedua," jelasnya, mengakui keragaman pandangan di kalangan ulama.
Dalam ceramahnya, Gus Baha selalu berusaha mendekatkan pembahasan fikih yang berat dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. Ia sering menggunakan analogi dan humor untuk menyampaikan pesan-pesan agama, sehingga jamaah dapat menangkap esensinya tanpa merasa terbebani oleh istilah-istilah fikih yang rumit.
Di akhir ceramah, Gus Baha kembali mengingatkan jamaah bahwa inti dari ibadah sholat adalah kedekatan dengan Allah. Adab dalam berjamaah, termasuk menunggu salam kedua atau tidak, hanyalah bagian kecil dari keseluruhan makna sholat itu sendiri. Yang terpenting adalah menjaga hati agar selalu ikhlas dan khusyuk dalam setiap gerakan dan doa.