Menghadirkan Iman dalam Kehidupan Sehari-hari untuk Ketenangan Jiwa
Jakarta - Ustadz Hanan Attaki menekankan bahwa iman adalah kebutuhan yang tak tergantikan bagi setiap individu. Iman bukan hanya sekadar keyakinan, tetapi juga sebuah kekuatan yang menjaga kita agar tetap berada di jalur kebaikan.
Menurut Ustadz Hanan, yang dikutip dari tayangan YouTube kanal @dakwatoday, iman harus hadir dan diperbarui setiap hari, layaknya kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Tanpa pembaruan iman, kita akan merasa kosong dan kehilangan arah dalam hidup.
Dalam ceramahnya, Ustadz Hanan menyampaikan bahwa iman yang sejati tidak hanya membuat seseorang mampu menghadapi kesulitan hidup, tetapi juga memberikan ketenangan di tengah badai masalah. Iman adalah pelindung yang membuat kita tetap tenang meski dunia di sekitar kita bergejolak.
Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, iman akan selalu bertambah bagi mereka yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Iman ini menjadi kunci kebahagiaan sejati, yang membawa kita pada kedamaian hati dan jiwa.
"Iman adalah akar dari segala kebaikan. Tanpa iman, seseorang akan mudah goyah dan kehilangan arah," ujar Ustadz Hanan Attaki. Ini menunjukkan betapa pentingnya iman dalam setiap aspek kehidupan kita.
Layaknya tanaman yang perlu dirawat, iman juga memerlukan perhatian dan pemeliharaan. Jika iman terabaikan, hati kita akan mengering dan hampa, bahkan di tengah segala kenikmatan duniawi. Iman bukan sekadar kepercayaan abstrak, melainkan sesuatu yang harus diwujudkan dalam perbuatan nyata.
Dalam setiap langkah kehidupan, iman berperan sebagai pemandu untuk tetap berbuat baik, meski dalam keadaan sulit sekalipun. "Ketika kita diuji dengan cobaan, imanlah yang membuat kita tetap sabar dan tegar. Tanpa iman, kita akan mudah terpuruk," jelas Ustadz Hanan.
Iman juga sangat penting dalam interaksi sosial. Ustadz Hanan mengingatkan bahwa iman bukan hanya dibutuhkan saat ibadah formal, seperti sholat dan puasa, tetapi juga dalam bergaul dengan orang lain. "Ketika kita bergaul dengan orang lain, iman mengajarkan kita untuk bersikap baik, pemaaf, dan tidak mudah marah. Inilah tanda-tanda orang yang beriman," tambahnya.
Dalam konteks rumah tangga, iman menjadi landasan utama untuk membina hubungan yang harmonis. Menurut Ustadz Hanan, banyak masalah rumah tangga yang terjadi karena kurangnya keimanan. "Tanpa iman, suami istri akan mudah terseret emosi dan ego masing-masing. Imanlah yang menuntun mereka untuk saling menghargai dan berkompromi," tuturnya.
Iman juga menjadi kunci dalam meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang berawal dari kekuatan iman yang ada di dalam hati. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mendapatkan keberkahan hidup harus memastikan bahwa imannya tetap kuat dan kokoh.
Ustadz Hanan juga berbicara tentang pentingnya iman dalam menghadapi godaan dunia. "Dunia ini penuh dengan jebakan dan godaan yang bisa merusak iman kita. Tanpa iman yang kuat, kita akan mudah terperangkap dalam hal-hal yang tidak diridhai Allah," jelasnya.
Ia menganjurkan agar setiap orang selalu menjaga keimanannya dengan cara memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat. Iman bukanlah sesuatu yang statis; ia bisa naik dan turun tergantung dari usaha kita untuk merawatnya.
Ustadz Hanan menyarankan agar kita terus meningkatkan iman melalui berbagai amal kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. "Iman yang kuat tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Kita harus terus berusaha memperbaiki diri dan beribadah dengan khusyuk," katanya.
Lingkungan juga memegang peran penting dalam menjaga keimanan. Berkumpul dengan orang-orang yang beriman dapat memperkuat iman seseorang. "Lingkungan yang baik akan mendukung kita untuk tetap berada di jalan yang benar, sementara lingkungan yang buruk bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa," ujarnya.