Life

Temuan Sains Mengungkap Fakta Kebangkitan Manusia di Hari Kiamat

Cilacap - Salah satu nama lain dari hari kiamat ialah Yaumul Ba’ats. Jika diterjemahkan, Yaumul Ba’ats artinya hari kebangkitan seluruh manusia dari alam kuburnya. Namun, banyak orang yang meragukan peristiwa kebangkitan ini. Mereka berargumen bahwa mustahil manusia yang telah mati dan terkubur selama ribuan bahkan jutaan tahun dapat dibangkitkan kembali.

Namun, belakangan ini, hasil penelitian sains menemukan fakta menarik. Ternyata, ada sel yang merupakan bagian dari tubuh manusia yang tidak bisa hancur meskipun telah dikubur selama ribuan bahkan jutaan tahun. Temuan ini tentu saja menguatkan pandangan Islam bahwa manusia akan dibangkitkan dan dibentuk kembali dari bagian tubuh yang bernama tulang ekor (‘ajb aż-żanab).

Tulang ekor ini, dalam istilah lain, juga dikenal sebagai tulang sulbi. Menurut buku 'Waktu dari Perspektif Alquran dan Sains' yang diterbitkan oleh Balitbang Kemenag, ketika manusia mati dan telah menyatu dengan tanah, ‘ajb aż-żanab ini masih tetap utuh. Dari ‘ajb aż-żanab inilah tulang-belulang akan disusun, dihidupkan kembali, dan dibangkitkan pada Hari Kiamat.

Hal ini juga didukung oleh beberapa hadits yang menjelaskan bahwa setiap anak Adam akan hancur dimakan tanah, kecuali ‘ajb aż-żanab. Dari situlah manusia diciptakan dan disusun kembali. Dalam hadits lain, disebutkan bahwa tulang ekor adalah satu-satunya bagian dari tubuh manusia yang tidak akan dimakan tanah selamanya.

Dalam dunia kedokteran, kita mengenal adanya lapisan primitif yang muncul saat embrio mulai tumbuh menjadi manusia. Lapisan ini disebut sebagai primitive-streak. Ketika sperma membuahi ovum, pembentukan janin dimulai. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul di bagian belakang embrio, yang merupakan bagian dari primitive streak.

Dari primitive streak inilah beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm terbentuk. Ectoderm membentuk kulit dan sistem saraf pusat, sedangkan mesoderm membentuk otot, sistem sirkulasi, dan jaringan lainnya. Sementara itu, endoderm membentuk lapisan pada sistem pencernaan dan pernapasan.

Setelah selesai membentuk sel-sel jaringan dewasa, primitive streak akan berkurang ukuran dan menjadi struktur yang tidak penting lagi. Namun, apakah primitive streak ini yang disebut ‘ajb aż-żanab? Pertanyaan ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Beberapa eksperimen telah dilakukan untuk menguji ketahanan tulang ekor. Ternyata, tulang ini sangat tahan, bahkan terhadap api. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Othman al-Djilani dan Syaikh Abdul Majid menunjukkan bahwa meskipun tulang ekor dipanggang dengan suhu tinggi, sel-sel pada jaringan tulang ekor tetap tidak terpengaruh. Ini menunjukkan bahwa tulang ekor memiliki sifat yang unik dan mungkin menjadi kunci dalam proses kebangkitan manusia.