Waspadai 3 Jenis Riya yang Bisa Menghancurkan Ibadah Anda
Jakarta - Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, dan ibadah seharusnya diniatkan dengan ikhlas. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ تعالى لَا ينظرُ إلى صُوَرِكُمْ وَأمْوالِكُمْ ، ولكنْ ينظرُ إلى قلوبِكم وأعمالِكم
yang artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu" (HR Muslim).Namun, tak ada manusia yang lepas dari khilaf. Terkadang, niat ibadah kita ternodai oleh sifat riya, yaitu tindakan menunjukkan amal ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Lantas, bagaimana hubungan ibadah dengan sifat riya? Apa jadinya ibadah jika disertai riya? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai tiga jenis riya yang perlu dihindari dalam beribadah.
1. Riya yang Disengaja
Jenis riya pertama adalah ketika seseorang melakukan ibadah dengan motivasi ingin dilihat oleh orang lain. Misalnya, ada menantu yang sholat hanya untuk mendapatkan pujian dari mertua. Riya yang disengaja seperti ini bisa membatalkan ibadah yang dilakukan.
2. Riya yang Muncul di Tengah Ibadah
Jenis riya kedua adalah ketika seseorang memulai ibadah dengan niat yang ikhlas, tetapi kemudian niatnya berubah karena ingin dipuji. Contohnya, seseorang yang membaca Al-Qur'an dengan suara pelan saat sendirian, tetapi tiba-tiba mengeraskannya ketika melihat orang lain. Dalam kasus ini, jika awal ibadah tidak berkaitan dengan akhir ibadah, maka bagian awal sah, sedangkan bagian akhir batal karena tercampur riya.
3. Riya Setelah Ibadah
Jenis riya ketiga adalah ketika seseorang merasa bangga dengan ibadah yang telah dilakukan setelah selesai. Dalam kondisi ini, riya tidak membatalkan ibadah yang telah dilakukan dengan ikhlas. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, "Barangsiapa yang merasa senang dengan kebaikannya dan gelisah karena keburukannya maka dialah seorang mukmin."
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memperhatikan niat dalam setiap ibadah, baik di awal, tengah, maupun akhir. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan ternodai oleh riya, sehingga pahalanya terkikis habis. Ingatlah bahwa "Sesungguhnya amal ibadah itu bergantung pada niat." Oleh karena itu, jagalah keikhlasan niat kita agar tetap lurus 'lillahi ta’ala'.