Sosok Hacker China yang Mencuri Rekening dengan Nilai Triliunan Rupiah dan Kekayaannya
Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan penangkapan terhadap penjahat siber kawakan Yunhe Wan (35 tahun). Ia merupakan buronan yang sudah lama diincar karena melancarkan skema botnet terbesar sepanjang sejarah, menurut FBI.
Wan merupakan pria asal China yang melancarkan aksinya melalui iklan pop-up pada layanan VPN. Iklan tersebut mendistribusikan malware yang telah menjangkiti miliaran komputer Windows di hampir 200 negara.
Wan kemudian menjual akses informasi komputer yang dicuri melalui jaringan yang dikenal sebagai '911 S5' ke penjahat siber lain. Sindikat ini melakukan penipuan keuangan, pencurian identitas, dan eksploitasi anak-anak di internet, menurut pernyataan dari Direktur FBI Christopher Wray.
Skema tersebut sukses besar. Menurut DoJ, Wan meraup keuntungan sebesar US$ 99 juta atau setara Rp 1,6 triliun dari penjualan 911 S5 sejak 2014 silam. Wan menghabiskan penghasilannya untuk membeli properti mewah, mobil, jam, dan lainnya.
Wan digugat dengan tuduhan konspirasi untuk menjalankan penipuan komputer, penipuan komputer substantif, konspirasi untuk penipuan online, dan konspirasi untuk pencucian uang. Ia terancam hukuman penjara 65 tahun atas perbuatannya.
Menurut DoJ, Wan memiliki satu unit mobil Ferrari F8 Spider S-A keluaran 2022, satu unit BMW i8, satu unit BMW X5 M50d, Roll Royce, dan banyak akun bank internasional serta domestik. Wan juga memiliki 12 akun dompet mata uang kripto, beberapa jam mewah, serta 21 properti yang berdomisili di Thailand, Singapura, Amerika Serikat, serta Uni Arab Emirat.
Salah satu kejahatan yang dimungkinkan oleh 911 5S adalah memungkinkan oknum-oknum tertentu menyamar sebagai warga AS yang tidak bekerja selama pandemi Covid-19. Secara kolektif, para penipu ini meraup hampir US$ 6 miliar (Rp 97 triliun) dari anggaran yang disalurkan pemerintah AS untuk bantuan Covid-19. 911 5S juga digunakan untuk menguntit dan mencuri konten-konten seksual yang melibatkan anak-anak.