UGM dan YESSA mengubah limbah tahu di Desa Sambak menjadi biogas, mendorong transformasi desa menjadi agrowisata berkelanjutan.
Desa Sambak: Potensi dan Tantangan
Desa Sambak di Magelang, Jawa Tengah, dikenal sebagai sentra produksi tahu. Namun, limbah tahu menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) bekerja sama dengan Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) dari Jepang, berhasil mengolah limbah ini menjadi biogas. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung kemajuan ekonomi dan lingkungan desa.
Kolaborasi UGM dan YESSA
Kolaborasi antara UGM dan YESSA telah berlangsung selama empat tahun. Dekan FTP UGM, Prof. Eni Harmayani, menyatakan kebanggaannya atas transformasi yang terjadi. Pengolahan limbah tahu menjadi biogas adalah salah satu bukti nyata peran universitas dalam masyarakat. Selain itu, FTP UGM juga membantu mendirikan perkebunan buah di Desa Sambak.
Peran Pendidikan dalam Pembangunan Desa
Prof. Eni menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam pembangunan desa. Dengan menggandeng Fakultas Peternakan, Fakultas Teknik, dan Sekolah Vokasi, UGM berkomitmen untuk terus membangun Desa Sambak. “Ilmu harus terhilirkan ke masyarakat untuk menjawab tantangan yang ada,” ujarnya.
Menuju Agrowisata Berkelanjutan
Dalam acara “From Zero to Hero: Perjalanan Kolaborasi FTP UGM-YESSA”, Morio Tsukada, Ph.D. dari YESSA, menilai kerja sama ini amat bermakna. Desa Sambak kini bergerak menuju agrowisata yang cerdas iklim, mengembangkan potensi alam sambil peduli pada isu perubahan iklim.
Apresiasi dari Pemerintah Daerah
Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, mengapresiasi pembangunan berbasis ilmu pengetahuan di Sambak. Ia menekankan pentingnya landasan teoritis dalam setiap pembangunan, menjadikan Desa Sambak sebagai contoh bagi desa lain di Kabupaten Magelang.
Keunikan Desa Sambak
Prof. Lilik Sutiarso dari FTP UGM menjelaskan bahwa Desa Sambak harus memiliki keunikannya sendiri untuk menjadi desa agrowisata. Desa ini mengedepankan agrowisata cerdas iklim yang menggabungkan teknologi digital, dengan target pasar wisata internasional.
Strategi Pengembangan Desa
Salah satu strategi adalah menjadikan Desa Sambak sebagai desa agrowisata berbasis pendidikan. Mahasiswa dari Malaysia dan Belgia telah berkunjung untuk belajar langsung. Desa ini juga menjadi tempat budaya, edukasi, dan rekreasi.
Kebun Buah dan Pengalaman Wisata
Kebun buah di Desa Sambak ditanami alpukat, kelengkeng, dan durian. Pengunjung dapat merasakan pengalaman memetik dan mengkonsumsi buah langsung di tempat. Kebun ini dilengkapi sistem perairan dan integrasi dengan peternakan.
Peran Kepala Desa Sambak
Dahlan, Kepala Desa Sambak, berbagi pengalamannya dalam memimpin desa. Ia mengapresiasi kerja sama dengan UGM dan YESSA, yang memberikan opsi kepada produsen tahu untuk beralih ke steam boiler yang lebih ramah lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan
Dahlan berharap pendampingan dari UGM dan YESSA dapat terus berlanjut. Transformasi Desa Sambak menjadi agrowisata berkelanjutan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.